LOMBOK UTARA, PRAMUKA.OR.ID – Tiga bulan berlalu, tim Pramuka Peduli dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masih sibuk melakukan penanganan gempa bumi di Lombok Utara, tepatnya di Kecamatan Gangga. Bersama warga, mereka setiap hari disibukkan dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Tim Pramuka Peduli Kak Eko Sulistio mengatakan, ada 95 rumah darurat yang dibangun oleh adik-adik Pramuka Peduli di Kecamatan Gangga. Hunian sementara itu dibuat agar warga bisa beristirahat dengan keluarga masing-masing.
“Alhamdulillah setelah tanggap darurat selesai, sekarang kita fokus melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan membuat 95 rumah darurat untuk proses pemulihan,” ujar Kak Eko di Lombok Utara, Sabtu (29/9/2018).
Rumah darurat itu terbuat dari terpal dan kayu yang didesain dalam bentuk hunian minimalis berkuran 3X4 meter persegi. Kak Eko membuat rumah darurat ini terinspirasi saat dia melakukan aksi kemanusiaan dalam bencana gempa bumi di Nepal, Topan Hayan Filipina, dan konflik kemanusiaan di Myanmar.
“Ide ini muncul saat saya ikut terlibat dalam penanganan bencana gempa di Nepal, anggin Topan Hayan di Filipina, dan konflik Myanmar. Paling cepat adik-adik Pramuka bisa membuat satu rumah dalam waktu tiga jam,” jelasnya.
Tidak hanya membuat rumah darurat, tim Pramuka Peduli dari Kwarnas juga membangun sekolah darurat, musala darurat di Kecamatan Gangga dan daerah lain. Lalu, posko Pramuka Peduli juga masih mendistribusikan bantuan bahan makanan dan kebutuhan pokok untuk warga sekitar.
“Proses rehabilitasi ini paling lama dalam setiap bencana. Minimal kita di Lombok Utara sampai enam bulan,” terangnya.
Jumilati, salah satu warga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pramuka Peduli yang sudah membantu membuatkan rumah darurat. Bantuan itu, kata dia, sangat berarti karena sebelumnya dia bersama keluarga harus tidur di kandang sapi akibat rumahnya rubuh. Paling tidak, rumah darurat yang dibangun Pramuka bisa untuk berteduh.
“Alhamdulillah senang banget bersyukur rasanya bantuan sampai di kampung kami. Tadinya kami tidur di kandang sapi, tapi setelah ada bantuan dari Pramuka kita pindah,” ujarnya.
“Ya pokoknya terima kasih banyak buat Pramuka. Semoga tempat-tempat lain juga bisa dibuatkan. Jadi bisa buat istirahat karena masih banyak yang tinggal di pengungsian,” jelasnya.
Jumilati bersama warga lain juga bersyukur mendapat perhatian dari Pramuka Peduli. Jika ada kebutuhan pokok yang memang diperlukan, mereka bisa mendatangi posko Kwarnas Gerakan Pramuka. Sebab, berbagai macam kebutuhan pokok masih tersedia.
Program Pramuka Peduli di Lombok terus dicanangkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka di masa kepemimpinan Adhyaksa Dault. Sejak awal Kwarnas sudah terlibat dalam membantu penanganan gempa di Lombok. Bahkan jauh sebelum itu, Kak Eko mewakili Andalan Nasional Kwarnas kerap melakukan aksi kemanusiaan di sejumlah negara baik di negara-negara Afrika, Palestina, Suriah, dan Myanmar.
Dalam menjalankan tugasnya Kak Eko dibantu oleh para relawan dari Pramuka Peduli Jakarta, Sukabumi, Banten, Bekasi, Banyumas, Cilacap, Demak, Lombok Utara, dan juga Pramuka Peduli dari Jawa Timur. Posko Pramuka Peduli Kwarnas masih berdiri sampai Desember 2018. (HA/AK)
(Source:pramuka.or.id)
0 komentar:
Posting Komentar